Langsung ke konten utama

Menulis Sebagai Alat Terapi

Pada saat saya membaca sebuah sebuah buku, saya menemukan artikel yang menarik. Pada dasarnya artikel tersebut mengungkapkan bagaimana kegiatan menulis ternyata bisa dijadikan sarana yang ampuh sebagai alat terapi untuk menyembuhkan pikiran. Saat pikiran kita terasa penat cobalah ambil sebuah kertas dan pena, kemudian mulailah tuliskan segala hal yang menjadi persoalan dalam pikiran anda. Hal ini akan membantu anda dalam menguraikan masalah, sehingga ketegangan dalam kepala anda akan menurun, dan anda akan merasa lebih baik dari sebelumnya.
Anda pernah mendengar tentang Victor Frankl? Beliau adalah seorang penulis buku terkenal “man search for meaning”. Buku tersebut merupakan sebuah buku yang sangat bermanfaat yang membahas bahwa dalam kondisi hidup paling ekstrim sekalipun, kita tetap dapat menentukan bagaimana cara kita dalam menjalani hidup. Victor frankl pada masa itu dalam kondisi yang sangat ekstrim untuk mempertahankan hidup, memutuskan untuk menjalani hidupnya dengan menuliskan buah-buah pikirannya dalam media apapun yang bisa digunakannya untuk menulis. Sehingga jadilah karyanya yang fenomenal itu dalam bukunya “man search for meaning”.  Beliau menulis buku tersebut di balik penjara dalam masa kamp konsentrasi Nazi yang mengerikan. Sungguh sebuah kisah yang luar biasa.
Dalam artikel yang saya baca ada juga kisah tentang Ma Yan, dia adalah seorang gadis dari cina yang hidup dari keluarga miskin. Kisah hidupnya sungguh luar biasa dan membuat orang tersentuh. Ia berusaha mati-matian untuk mengangkat derajat hidupnya melalui pendidikan, karena kondisi hidup keluarganya yang sungguh sulit pada waktu itu.
Bahkan hanya untuk membeli sebuah pena saja, ia harus rela untuk menahan lapar sampai berhari-hari. Setelah dapat membeli sebuah pena, ia lalu menuliskan segala keluh kesahnya yang tak tersampaikan dalam sebuah buku diary. Semua kisah tersebut tersimpan rapat-rapat dalam buku tersebut. Sampai suatu saat ibunya yang buta huruf mengejar seorang asing untuk memperlihatkan kisah anaknya pada orang asing tersebut. Ibunya berharap ada orang yang tahu bahwa sesungguhnya Ma Yan adalah seorang yang cerdas.
Kisah itupun kemudian dipublikasikan oleh penerbit di amerika, dan menjadi sebuah buku yang laris. Bahkan buku tersebut menjadi buku terlaris di webste amazon. Sungguh sebuah cerita yang menyentuh hati.
Terlepas dari semua itu saya ingin menyampaikan bahwa sungguh menulis adalah suatu alat terapi yang ampuh. Menulis merupakan sebuah media yang baik untuk mengeluarkan emosi yang terpendam. Saat tangisan sudah kering, menulis bisa menjadi sebuah alat yang efektif untuk meredakan gejolak yang melanda pikiran dan hati kita. Luapkan emosi anda yang tak tersampaikan, bukan melalui kemarahan, melainkan dengan menulis. Karena menulis adalah alat terapi termurah yang ada di dunia ini. Ok sahabat mulai sekarang saat anda merasa penat dengan keseharian anda, cobalah salurkan beban pikiran anda dengan menulis, dan lihatlah perbedaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Profesi Menulis Menjamin Kebebasan Waktu Buat Anda

Sebagian besar orang memimpikan untuk bisa tinggal dan bekerja di kota-kota besar. Mereka menginginkan hal ini, karena memang hidup dikota dan bekerja di perusahaan-perusahaan besar akan menjanjikan taraf ekonomi yang lebih baik buat mereka. Oleh karenanya, semakin lama kota itu semakin padat penduduknya dan menjadi sesak. Hal ini mengakibatkan kepadatan lalu lintas yang menimbulkan kemacetan, terutama pada jam-jam kerja.  Belum lagi beban kerja yang terkadang menumpuk, membuat banyak pekerja harus menyelesaikannya dengan kerja lembur. Hal ini sudah menjadi sesuatu yang umum buat mereka. Setiap pagi harus bergulat dengan kemacetan lalu lintas. Sampai di kantor pekerjaan baru yang menumpuk sudah menunggu. Kadang sampai jam pulang pekerjaan belum juga kelar, akhirnya terpaksa mereka menggunakan jam lembur untuk menyelesaikannya. Hal ini berulang dan terus berulang setiap harinya. Banyak pekerja yang mampu bertahan dengan kondisi demikian, namun tak sedikit pula yang mengeluh den...

10 tips agar blog anda banyak dikomentari orang

Salah satu kelebihan sebuah blog, adalah disediakannya fasilitas untuk saling berkomentar bagi para pembacanya. Semakin ramai orang yang berkunjung dalam sebuah blog kemudian berkomentar, itu berarti blog tersebut akan semakin populer. sayangnya tidak semua pembaca akan memberikan komentarnya di blog anda, mereka kebanyakan hanya akan menjadi silent reader yang sebatas membaca saja dan enggan memberikan komentarnya. lantas bagaimanakah carannya agar blog anda bukan hanya ramai pengunjung, tetapi juga banyak orang berkomentar di dalamnya, yang pada akhirnya akan mendongkrak popularitas blog anda? setelah banyak mengumpulkan artikel dari berbagai sumber mengenai topik ini, akan saya rangkum tips tips jitu berikut buat anda, semoga bermanfaat 10 tips agar blog anda banyak dikomentari orang 1. Dorong pembaca anda untuk berkomentar Tentu saja begitu logiknya, supaya orang mau berkomentar di blog anda, maka mintalah mereka untuk berkomentar. seperti kata pepatah suci "mintalah...

Sebuah Alternatif yang Bisa Diambil Ketika Terus Berpikir Bukanlah Keputusan Bijak.

Pikiran , sangat mempengaruhi  perasaan seseorang. ketika hati merasa gundah, kita sebenarnya bisa mencari penyebabnya dengan mengamati pikiran-pikiran yang sedang berlangsung di kepala kita. Mungkin saja, ketika perasaan kita sedang tidak nyaman, setelah kita memperhatikan pikiran-pikiran kita, ternyata kita menemukan bahwa di dalam pikiran kita ada berbagai hal yang sedang berlangsung, entah rencana yang belum dilakukan, habis dimarahi bos, ada beberapa deadline yang belum terselesaikan, dan sebagainya. Mengapa hal itu bisa sampai terjadi? Disini sebenarnya perasaan yang timbul bisa menjadi semacam tanda bahwa ada hal yang perlu segera ditangani. Bahkan mungkin itu bisa menjadi hal yang sangat penting. Baru-baru ini, saya mengalami hal yang bisa dikatakan sebagai suatu perubahan penting dalam hidup. Untuk kedua kalinya saya mempertanyakan hal apa yang sebenarnya ingin saya raih dalam hidup ini. Jujur, bagi saya ini suatu pertanyaan yang tak ada habis-habisnya untuk saya pik...